Jumpa
lagi nih dengan admin rzachya.blogspot.com . Dalam kesempatan ini saya akan
share pelajaran IPS kelas XII SMK semester 1 yaitu menegenai BAB “KELOMPOK –
KELOMPOK SOSIAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT”. Yg akan ane share mungkin tdk
lengkap – lengkap amat ya. Hanya sebagian saja yg ane share, coz keterbatasan
waktu, pengetahuan, dan meningkatnya rasa malas :D . Tp semoga bermanfaat bagi
siapa aja yg membacanya. J
Ø Pengertian Kelompok Sosial
Kelompok
sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga
dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok
sosial atau social group dapat diartikan sebagai himpunan atau kesatuan manusia
yang hidup bersama karena adanya hubungan antar mereka, di mana hubungan
tersebut menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran untuk saling menolong.Namun kelompok sosial itu dapat pula
mirip dengan dengan situasi massa jika suatu perkumpulan yang berstruktur telah
mempunyai anggota cukup banyak, misalnya suatu organisasi massa yang anggotanya
satu persatu jarang mengadakan interaksi serba intensif dan yang kadang-kadang
saja berkumpul dalam jumlah yang lengkap, sehingga interaksi antara anggotapun
terbatas.
Berikut
ini adalah pengertian kelompok sosial dari beberapa ahli :
1.
Menurut Soerjono Soekanto. Kelompok sosial adalah kesatuan manusia yang
hidup bersama kerena saling berhubungan di antara mereka dan saling
mempengaruhi.
2.
Menurut George Homans. Kelompok sosial adalah kumpulan individdu yang
melakukan kegiatan, interaksi dan memiliki perasaan untuk membentuk suatu
keseluruhan yang terorganisasir dan berhubungan secara timbal balik.
3.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt. Kelompok sosial adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.
Ø
Syarat
himpunan manusia bisa dikatakan sebagai kelompok sosian menurut Soerjono
Soekanto adalah sebagai berikut :
a.
Setiap
anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa dia bagian dari kelompok tersebut.
b.
Mempunyai
struktur sosial, sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung pada
kesungguhan para anggotanya dalam melaksanakan perannya.
c.
Memiliki
norma – norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
d.
Memiliki
kepentingan bersama.
e.
Adanya
interaksi dan komunikasi diantara anggotanya.
Ø Ciri-ciri
Kelompok Sosial
a.
Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau
kesatuan manusia yang lain.
b.
Memiliki struktur
sosial.
c.
Memiliki norma –
norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
d.
Memiliki faktor
pengikat.
e.
Adanya interaksi
dan komunikasi diantara para anggotanya.
Ø
Untuk membedakan kelompok sosial dengan kelompok-kelompok lainnya, maka ada
beberapa persyaratan untuk kelompok sosial, diantaranya sebagai berikut :
1.
Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan
bagian dari kelompok
2.
Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu
dengan yang lain
3.
Suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan
antara mereka bertambah erat , faktor tersebut berupa; kesamaan
nasib,kepentingan tujuan, ideologi dan politik
4.
Memiliki struktur, kaidah, dan mempunyaipola prilaku
5.
Memiliki sistem an melalui proses
Ø
Menurut Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization (1909)kelompok
sosial dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer dan kelompok
sekunder
1.
Kelompok Primer (Primary Group)
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah.
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan ikatan kedaerahan maupun hubungan darah.
Dalam kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat, sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh kelompok primer adalah, keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan, kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
2.
Kelompok Sekunder (Secoundary Group)
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu. Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi.
Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ? PSSI.
Kelompok sosial dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal. Inti perbedaannya, bahwa kelompok formal adalah kelompok yang berstatus resmi sedangkan kelompiok informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.
Dalam kelompok formal terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para anggotanya dan konvensi-konvensinya. Sebaliknya pada kelompok informal ciri-ciri tersebut kurang begitu jelas.
Di dalam suatu kelompok resmi atau sekunder yang serba besar mungkin pula terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama danyang bersifat interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.
Yaitu pengelompokan anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara sistematis untuk tujuan-tujuan tertentu. Kelompok sekunder tersebut biasa dinamakan perkumpulan atau asosiasi.
Contoh kelompok sekunder antara lain; Koperasi, Perseroan Terbatas / PT, Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ),Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia ? PSSI.
Kelompok sosial dapat dibedakan juga berdasarkan kelompok formal dan kelompok informal. Inti perbedaannya, bahwa kelompok formal adalah kelompok yang berstatus resmi sedangkan kelompiok informal adalah kelompok yang tidak berstatus resmi.
Dalam kelompok formal terdapat pembagian tugas yang jelas, perbedaan peran sosial dan hierarkhi tertentu, serta norma pedoman tingkah laku bagi para anggotanya dan konvensi-konvensinya. Sebaliknya pada kelompok informal ciri-ciri tersebut kurang begitu jelas.
Di dalam suatu kelompok resmi atau sekunder yang serba besar mungkin pula terbentuk kelompok infotmal yang terdiri atas beberapa orang atau beberapa keluarga, yang mempunyai pengalaman bersama danyang bersifat interaksinya berdasarkan saling pengertian yang lebih mendalam karena pengalaman dan pandangan-pandangan yang sama.
Ø
Macam kelompok sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
1.
Kelompok Statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki
hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk
usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
2.
Kelompok Kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak
mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
3.
Kelompok Sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis
dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan
organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
4.
Kelompok Asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis
dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam
asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi,
serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.
Ø
Faktor pembentuk
Bergabung
dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga
secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun,
ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
a.
Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b.
Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
Ø
Pembentukan Norma Kelompok
Perilaku
kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh
norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial
pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok
memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk
dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.
Norma muncul
melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada
saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau
ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif
(langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif
interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok,
perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar