Berikut saya posting hasil buah karya teman saya yang bernama Tika Norfatmala Apriliyani..
Semoga bermanfaat ya sob..
Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini
Tidak
ada pilihan lain. Kita harus
Berjalan
terus
Karena
berhenti atau mundur
Berarti
hancur
Apakah
akan kita jual kekayaan kita
Dalam
pengabdian tanpa harga
Akan
maukah kita duduk satu meja
Dengan
para pembunuh tahun yang lalu
Dalam
setiap kalimat yang berakhiran :
“Duli
Tuanku”?
Tidak
ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan
terus
Kita
adalah manusia bermata sayu, yang ditepi jalan
Mengacungkan
tangan untuk oplet dan bus yan penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup
sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya
merdeka
Kita
yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan
seribu pengeras suara yang hampa
Tidak
ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan
terus
Apresiasi Puisi
Penciptaan
puisi menggunakan prinsip pemadatan yang mengungkapkan bentuk dan makna. Puisi
terdiri dari dua unsur pokok yakni struktur fisik dan batin. Kedua unsur itu
terdiri atas unsur-unsur yang saling mengikat sehingga membentuk totalitas
makna yang utuh. Dalam penafsiran sebuah puisi, tak lepas dari kedua unsur
tersebut. Untuk itu pada kajian ini dilakukan analisis terhadap struktur fisik
dan struktur batin puisi berjudul “kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini” karya
Taufik Ismail dari buku kumpulan Tirani dan Benteng. Berdasarkan analisis diketahui
bahwa puisi ini bernuansa perjuangan bangsa indonesia atau kata laainnya
patriotisme. Tema ini diangkat karena puisi ini sangat memberikan gambaran
tentang ikhtiar bangsa kita yang maju, bangkit dan memperjuangkan harga diri
dan citranya. Tema ini disuguhkan oleh pengarang yang notabene adalah orang
indonesia, karena melihat realitas
bangsa kita yang carut marut. Kondisi bangsa kita yang buruk indikasinya
dapat dilihat melalui degradasi moral. Banyak punggawa bangsa kita yang kurang
jujur, selalu terlibat korupsi. Beberapa para penegak hukum pun yang dianggap
sebagai pahlawan rakyat ternyata tidak jauh beda dengan para mafia. Segala
pesan berbau politik dan berbagai hubungan-hubungan kerjasama yang dapat
merugikan bangsa kita diakhiri kemudian selalu ditempuh perputaran roda ekonomi
melalui meja proyek sangat didominasi oleh para investor asing. Mereka bebas
mengeruk harta kekayaan dan sumber daya alam yang tersedia. Melalui
kepahlawanan dalam memilih bangsa, diketahui makna puisi ini mampu
membangkitkan semangat rakyat indonesia yang telah merdeka untuk mempertahankan
kemerdekaan tersebut.
Alasan dipilihnya puisi tersebut, karena
puisi ini dianggap mampu mempresentasikan situasi bangsa indonesia saat ini.
Dengan pernyataan lain, pemerolehan makna melaui kajian struktur fisik dan
batin puisi tersebut diharapkan bisa memberikan semangat dan pencerahan kepada
masyarakat yang masih cinta dan peduli terhadap negerinya.
Struktur
Fisik Puisi
1.
Diksi/Pilihan Kata
Pilihan kata yang dituangkan oleh
penyair puisi ini sangat mendukung isi dan tema perjuangan harga diri bangsa.
-
Kata
“kita” yang dominan muncul dalam puisi memberikan makna orang banyak. Makna
secara mendalam, kata “kita” bermakna seluruh rakyat indonesia yang oleh
pengarang secara tidak langsung diajak untuk bangkit dan berjuang melawan
segala bentuk penjajahan dan intervensi oleh para penjajah. Baik secara intenal
dan eksternal.
-
Tidak
ada lagi pilihan lain. Kita harus
-
Berjalan
terus.
-
Karena
berhenti atau mundur
-
Berarti
hancur
Yang berarti menceritakan penderitaan
rakyat indonesia yang mau tidak mau, suka maupun tidak suka kita harus keluar
dari kondisi seperti itu. Dan kata” jalan” merupakan sesuatu kegiatan yang
dilakukan dengan cara bergerak meninggalkan satu tempat ketempat yang lain.
Kata ini memperkongkret makna bahwa kita harus melakukan perubahan atau hijrah
dari situasi terpuruk untuk bangkit menuju kearah kemajuan dan kemandirian
bangsa.
-
Apakah
akan kita jual keyakinan kita
-
Dalam
pengabdian tanpa harga
Merupakan pilihan kata yang
menggambarkan kesusahan dan penderitaan rakyat indonesia yang berjuang tidak
mengharapkan imbalan.
Taufik Ismail sangat ahli sekali dalam
memilih kata-kata, beliau sangat hati-hati sekali dalam mengolah dan mengemas
kata-kata tersebut sehingga tidak heran kalau pilihan kata-kata yang beliau
ambilpun didalamnya mengandung suatu imaji dan citraan yang tersirat
didalamnya.
-
Akan
maukah kita duduk satu meja
Kata “meja” dalam puisi tersebut
bermakna sebuah kerja sama atau pelaksanaan-pelaksanaan perundingan untuk
menempuh suatu tujuan.
-
Dengan
para pembunuh tahun yang lalu
Para pembunuh berarti dapat dimaknai
sebagai para penjajah. Para penjajah dalam puisi ini dimaksudkan sebagai
orng-orang yang suka turut campur dalam kepemerintahan bangsa kita. Model dan
bentuk penjajahan mereka revisi dalam bentuk baru, bisa jadi penjajahan gaya
baru tersebut terimplementasi dalam bentuk kepemilikan saham-saham, penguasaan
dan pengerukan kekayaan alam kita secara tidak terbatas, pemberian bantuan dan
modal yang kemudian menjadi beban dan hutang sepanjang hayat, korupsi yang
dilakukan oleh orang-orang pribumi sendiri, bahkan penjajahan yang merembes
dalam masalah akidah dan moral.
-
Dalam
setiap kata yang berakhiran
-
“Duli
Tuanku”
Duli Tuanku memberikan makna bahwa
bangsa kita adalah bangsa yang selalu berprinsip yes bos, atau yang penting
bapak senang. Artinya kondisi bangsa atau rakyat kita selalu siap bekerja
menjalankan tugas untuk kepentingan dan kesenagan sang bos, dan menguntungka si
pelaksana tugas, tak peduli orng lain berada dalam penderitaan. Penyakit
seperti ini oleh pengarang disodarkan kepada kita untuk dijadikan sebagai bahan
permenungan yang kemudaian tercermin melalui beberapa pilihan katanya dalam
baris puisi.
-
Kita
adalah manusia bermata sayu, yang ditepi jalan
Bermaksud mengandung imaji
penglihatan, karena orang yang bermata sayu dan berdiri dipinggir jalan
tentunya dapat kita lihat atau dapat diamati. Citraan ini mengandung makna
bahwa orang yang bermata sayu seakan-akan kelihatan seperti sehabis bangun
tidur, kelihatan ngantuk dan malas, matanya kurang bercahaya. Apalagi berdiri
dipinggir jalan, citraan ini mengambarkan kondisi masyarakat yang hanya mampu
berusaha melihat dan menerawang masa depan yang nampak suram dan samar.
-
Mengacungkan
tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Bermaksud menimbulkan imaji
penglihatan, karena kondisi orang yang mengacungkan tangan atau melambaikan
tangan untuk menghentikan sebuah bus atau oplet tentunya dapat dilihat dan
bukan didengar pada dasarnya orang yang mengacungkan tangan untuk sebuah bus
atau oplet yang sudah penuh tentunya bus atau oplet tersebut tidak akan mau
berhenti untuk mengangkut penumpang dan pasti bus atau oplet itu berlalu dan
meninggalkan penumpang tersebut. Citraan ini memperkuat kondisi bangsa kita
atau rakyatkita yang tidak mempunyai kesempatan untuk melaju bahkan hanya
tertinggal dan terbelakang dalam segala hal, ketertinggalan dan keterbelakagan
itu terutama dalam bidang pendidika dan bidang teknologi bahkan ekonomi.
-
Kita
adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
-
Dipukul
banjir, gunung api, kutuk dan hama
-
Dan
bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Puisi ini juga menceritakan kondisi
tentang kesusahan dan penderitaan bangsa indonesia yang selalu dijajah oleh
bangsa lain.
-
Kita
yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
-
Dan
seribu pengeras suara yang hampa
Yang berarti rakyat indonesia yang
tidak mempunyai kepentingan dengan seribu slogan dan pengeras suara yang hampa,
karena pejabat yang selalu memasang slogan dipinggir-pinggir jalan dan
berpidato di depan rakyat dengan berjanji akan membuat rakyat damai dan
sejahtera nyatanya itu hanya janji saja tapi tidak pernah dibuktikan hanya
kata-kata palsu yang diucapkan, mereka hanya mementingkan dirinya sendiri, dan
tidak memikirkan kepentingan bangsa kita.
2.
Majas/Gaya Bahasa
Majas adalah gaya
bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang
bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang, agar ungkapan-
ungkapan yang dipakai terkesan unik dan puitis.
Taufik Ismail secara
sadar dan sengaja penulis menyulap kata-kata yang biasa menjadi kata-kata yang
indah dan serat dengan variasi makna, karena beliau tidak menggungkapkan makna
itu secara gamblang. Dengan keahliannya dalam mengolah gaya bahasa beliau sengaja menyembunyikan makna di dalam suatu kata atau kalimat supaya
pembacanya mengartikan sendiri apa maksud dari kata-kata tersebut. Nampaknya
itulah yang dikehendaki oleh penyair, sehingga kita harus membacanya dengan
penuh kosentrasi dan tingkat penalaran yang tinggi agar tahu apa maksud kata
tersebut.
Berikut majas yang ada didalam puisi ini:
1)
Personifikasi
Majas personifikasi sering juga
disebut pengorangan atau penginsanan yaitu benda-benda mati digambarkan
memiliki sifat dan perbuatan sepeti manusia.
Berikut yang termasuk dalam majas
personifikasi
-
Dipukul
banjir, gunung api, kutuk dan hama
gaya bahasa personifikasi ini digunakan oleh pengarang
dengan maksud lebih menerangkan kondisi bangsa kita,
seolah-olah bencana alam bertindak sebagai manusia raksasa yang kapan saja bisa
datang memukul dan menghancurkan kehidupan rakyat Indonesia.
2) Hiperbola
Majas Hiperbola
adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti kalimat/kata yang
sesungguhnya dengan kalimat atau kata yang berlebihan dan lebih hebat pengertiannya.
Berikut yang termasuk dalam maja hiperbola
-
Apakah
akan kita jual keyakinan kita
Menjual keyakinan merupakan sesuatu
tindakan yang berlebihan dan tidak masuk akal, karena sesungguhnya keyakinan
itu berwujud materi yang dapat diperjualbelikan. Akan tetapi kalimat dalam
puisi ini hanya lebih memperjelas makna untuk membangkitkan semangat juang
seluruh rakyat Indonesia guna mempertahankan semua harta dan kekayaan alam.
Selain itu, gaya bahasa tersebut lebih menekankan agar seluruh rakyat harus memegang
teguh prinsip dan ideologi bangsa Indonesia yang hampir pupus ditelan arus
globalisasi dan tergilas oleh perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi
bangsa-bangsa lain yang dianggap sebagai penjajah itu.
3.
Rima Dan Irama
Us
Tidak ada
pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Ur
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
A
Apakah akan kita jual kekayaan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
A
Bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya
merdeka
Struktur Batin puisi
1.
Tema dan Amanat
1) Tema
Tema dari puisi
diatas adalah perjuangan bangsa indonesia yang menggambarkan tentang ikhtiar
bangsa kita yang ingin maju, bangkit dan memperjuangkan harga diri dan citraannya.
Karena banyak pejabat bangsa kita yang kurang jujur dan selalu terlibat
korupsi.
2) Amanat
Sebagai puisi perjuangan atau patriotisme, maka puisi ini memilik pesan
yang mendalam. Pesan atau amanat tersebut sangat erat kaitannya terhadap rakyat
Indonesia yang merasa memiliki republic ini secara sah. Oleh sebab itu, amanat
puisi ini adalah sebaiknya kita mampu mempertahankan kemerdekaan ini dan terus
berjuang melakukan perubahan kea rah perbaikan nasib dan citra bangsa untuk
menjadi mandiri, cerdas, bermoral, sejahtera dan amanah.
2.
Rasa Dan Empati
Puisi ini mampu membangkitkan rasa nasionalisme bangsa yang tinggi. Dalam Puisi kita adalah pemilik sah republik
ini kalimat ini memberikan makna sebuah
pengakuan rasa juang yang tinggi dan cinta yang sangat tulus terhadap bangsa
indonesia. Perasaan ini muncul akibat puisi ini pun menyodorkan makna yang
mampu mendongkrak semangat pembaca. Kekuatan kata-kata yang terdapat pada
baris, kalimat, dan setiap bait mampu membangkitkan luapan emosi kepedulian
atau keprihatinan pembaca dalam hal ini rakyat Indonesia secara utuh untuk
segera melakukan perjuangan. Rasa ingin bangkit dan berjuang ini dapat dicerna
melalui baris puisi tiada ada lagi
pilihan kita harus berjalan terus.
Frase berjalan terus dapat dimaknai sebagai sebuah perjuangan. Makna perjuangan
di sini merupakan upaya sadar untuk melakukan suatu perubahan untuk mandiri dan
merdeka secara hakiki dan semua
pejabat tidak selalu terlibat korupsi.
3. Nada Dan
Suasana
Ketika kita membaca puisi tersebut, suasana hati pembaca akan ikut sedih
dan geram terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dilukiskan oleh Taufik Ismail.
Hal itu terjadi karena nada penyair melalui puisi bersifat mendorong atau
membangkitkan hait nurani rakyat Indonesia. Pengarang bermaksud menyulut
pembaca melalui setiap kata yang terurai pada setiap baris dan bait puisi.
Misalnya, akan maukah kita
duduk meja dengan para pembunuh tahun yang lalu, sebuah kalimat pertanyaan
yang cukup indah dan menggelorakan dan menggetarkan jiwa untuk menolak dan
benci terhadap berbagai bentuk penjajahan. Lalu dalam setiap kalimat yang,
berakhiran “duli tuanku” ? kalimat ini pun mampu membangkitkan semangat untuk
tidak mau lagi diperbudak, dikendalikan atau dijadikan alat oleh penjajah untuk
mencapai kepentingan dan kesenangan mereka. Kita ingin bebas dan merdeka secara
utuh. Apalagi bangsa kita sudah sangat sudah dan menderita akibat berbagai
bencana alam yang terjadi. Hal ini dapat dimaknai pula melalui penggalan sajak
berikut ini, kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara dipukul
banjir, gunung api, kutuk, dan hama dan
bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa puisi kita adalah
pemilik sah republik ini karya Taufik Ismail ini merupakan puisi yang
merefleksikan sejarah Indonesia. Hal ini dapat diketahui dari bahasa yang
digunakan dalam puisinya. Dengan bahasa yang begitu menggugah dan menggelora,
dapat dinyatakan bahwa makna puisi tersebut sangat mendorong dan bersifat
mendobrak keterkungkungan rakyat Indonesia dari bentuk penjajahan baik yang
datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
jelek nih
BalasHapusGak ini bagus
BalasHapusNub is nub, fuck asshole
BalasHapusJelek banget
BalasHapusGak guna
BalasHapusAgung bangsat
BalasHapusTerima kasih membantu sekali puisi ini
BalasHapusHabib PATKAI
BalasHapusSangat membantu, terima kasih
BalasHapusSangat membantu.. thanks
BalasHapusGaada imajinya:"
BalasHapusTolong yang ngejelek jelekin belum tentu bisa ngerjain!
BalasHapusKo nggak lengkap si tapi lumayan membantu.
BalasHapusMntppp
BalasHapusMksih yaa sudh membantu
BalasHapusterimakasih sangat membantu saya
BalasHapusTerimakasih atas bantuannya
BalasHapusTerimakasih...
BalasHapus